"Ketika menerima lamaran sang Gus, Nisa tidak percaya. Baginya ini hanyalah mimpi yang terlalu indah. Namun, semuanya jadi terasa nyata ketika ia benar-benar sudah berpindah rumah dan sah menjadi istri kedua sang Gus.
Sayangnya, tak semua menerima Nisa, sebagian mengejeknya, yang lain menggunjingkannya sebagai orang ketiga di pernikahan sang Gus. Meski, sang Gus terus menunjukkan rasa sayangnya, Nisa sedikit merasa terganggu dengan kabar tak enak di sekeliling mereka.
Haruskah ia bertahan atau pergi dan membiarkan Gus bahagia dengan istri pertamanya?"